Mari kita ulas kembali pada artikel “Kerja Keras Adalah Energi Kita” Part 1, pada artikel tersebut saya mengungkapkan bagaimana singkong dapat kita rubah setara dengan minyak tanah, yaitu etanol, dengan keuntungan etanol sudah dijelaskan dalam artikel tersebut, bila kita hitung, untuk menghasilkan 1 L etanol dibutuhkan 6,5 kilogram singkong gendruwo(Mendioca sao pedro petro), harganya Rp 600 per kilogram jadi produksi 1 L etanol = Rp 3.900, bandingkan dengan harga minyak tanah sekarang sudah Rp 8.000, kita mampu menghemat Rp 4.000.

Dengan kerja keras apapun dapat kita lakukan, apakah anda pernah melihat di statsiun TV swasta, disitu ditampilkan beberapa alternatif energi yang dihasilkan oleh anak bangsa, salah satunya adalah pembuatan etanol ini, saya lupa siapa namanya yang pasti beliau berdomisili di Sukabumi, awalnya beliau adalah pengusaha singkong, dan beliau sering mengekspor singkong ke luar negeri.
Suatu saat beliau mendapatkan order yang sangat banyak dari suatu negara, beliau berpikir kenapa ada orang yang mau pesan singkong sebanyak ini, setelah ditanyakan ternyata singkong ini akan dibuat biofuel, dengan kerja keras dan motivasi tinggi beliau akhirnya membuat pengolahan sendiri untuk membuat biofuel ini yang tidak lain adalah etanol.

Namun, etanol ini belum bisa langsung dapat kita pergunakan untuk kendaraan, etanol ini harus kita campur dengan bensin lagi, dengan perbandingan 1 : 9, 1 L etanol dicampur dengan 9 L bensin, dan hasilnya adalah biofuel yang setara dengan 10 L pertamax, hebat bukan, kita telah ketahui keunggulan pertamax untuk mesin kendaraan.
Selain setara dengan pertamax pencampuran ini mampu menghemat uang kita, untuk perhitungannya silahkan hitung sendiri.

Singkong atau tapioka merupakan bahan pangan yang banyak diproduksi di Indonesia. Indonesia termasuk sebagai negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga (13.300.000 ton) setelah Brazil (25.554.000 ton), Thailand (13.500.000 ton) serta disusul negara-negara seperti Nigeria (11.000.000 ton), India (6.500.000 ton) dari total produksi dunia sebesar 122.134.000 ton per tahun.
Dari data tersebut mungkin sedikit sekali alasan bahwa kita tidak mampu membuat alternatif energi lain, selain alat peroduksi yang baik untuk membuat etanol itu sendiri, ingat “Kerja Keras Adalah Energi Kita” 

Berikut adalah analisa finansial usaha produksi bioetanol yang saya dapatkan dari agrobisnis deptan, namun ada sebuah pertanyaan besar yang menunggu, yaitu bagaimana dengan ampas singkong yang telah digunakan, berikut saya dapatkan dari http://onlinebuku.com/

Selama ini orang hanya memanfaatkan daging singkong sebagai bahan pangan, namun limbahnya tidak diolah kembali. Bagi kebanyakan orang limbah tapioka hanyalah sampah dan polutan yang mencemari lingkungan. Limbah tapioka oleh para petani hanya digunakan sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja ke sungai atau parit-parit. Hal tersebut dapat membahayakan lingkungan karena dapat merubah kandungan oksigen di air menjadi berkurang.

Dengan inovasi teknologi yang diterapkan, limbah tapioka ini dapat diolah lebih lanjut dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan produk nata yang berbahan dasar ampas singkong. Dimana Indonesia merupakan penghasil singkong terbesar ketiga di dunia (13.300.000 ton/tahun). Sehingga untuk ketersediaan bahan baku, nata dari ampas singkong ini tidak akan menjadi masalah. Seperti nata de coco, yang selama ini telah beredar di pasaran dan banyak digemari masyarakat, diharapkan produk nata dari ampas singkong ini dapat menjadi sumber alternative bahan pangan untuk masyarakat dengan penciptaan nilai tambah pada limbah tapioca yang sangat berlimpah daripada hanya dibuang begitu saja ke lingkungan atau hanya digunakan sebagai pakan ternak saja.

Nata merupakan produk fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang berupa lembaran selulosa dari pengubahan gula yang terdapat pada substrat (umumnya air kelapa tetapi dapat pula dari bahan lain) menjadi pelikel selulosa. Nata ini kandungan utamanya adalah air dan serat sehingga baik untuk diet dan sering digunakan dalam pembuatan dessert atau sebagai tambahan substansi pada koktail, es krim dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan nata di antaranya adalah bakteri, gula dan nitrogen, selain itu harus pula diperhatikan suhu dan pH serta jangan tergoyanng agar pembentukan pelikel berlangsung baik.
Berita selengkapnya






Ok, kita akan lanjutkan dengan artikel selanjutnya, mengenai apa?????, kita lihat saja nanti.

Artikel yang Berhubungan



Posted by umy 16 December 2009

0 comments

Post a Comment

Subscribe here